CINTA BUTUH PERJUANGAN
Hidup adalah sebuah perjuangan bukan sebuah pilihan. Ketika manusia siap
untuk mencintai dan dicintai maka mereka juga harus siap untuk menerima segala
konsekuen dari cinta bukannya malah memilih pasrah dalam cinta. Susah senang,
suka duka selalu datang silih berganti. Setiap pertemuan pasti ada perpisahan
begitu juga sebaliknya. Jika berpisah pasti akan bertemu kembali. Itu semua merupakan kodrat hidup yang harus di jalani.
Cinta adalah karunia Allah. Bahkan Allah menciptakan alam semesta ini
karena cinta-Nya. Karena-Nya ALAM DAN DUNIA INI ADALAH LAUTAN CINTA. Kekuatan-Nya
mampu meluluhlantahkan arogansi diri dan kerendahan materi. Setiap manusia akan
merasakan yang nama jatuh cinta atau mencintai dan dicintai. Terkadang manusia sering salah kaprah dalam
mengambil keputusan dan bahkan kebanyakan dari kita belum bisa memahami hakikat
cinta yang sebenarnya. Kita selalu mengatakan sayang dan suka sama kekasih. Bahkan
ada yang berkata “ aku mencintai dirimu melebihi diriku sendiri “ aku
mencintaimu karena kebaikan dan keramahan hatimu”. Pernahkah manusia berpikir
apa arti dari perkataannya itu??? Tidak, saat itu manusia hanya merasakan
kebahagiaan dari cinta. Pernahkah manusia bertanya “ k’napa mereka bosan sama
pasangannya? Apa yang membuat kebencian dan bosan masuk kecelah-celah ruang
kosong dalam diri mereka? Siapakah yang patut mereka salahkan jika mereka
mengalami terluka karena cinta??? “ semua itu adalah bagian dari (penderitaan) duka
cinta. Ketika kebahagiaan menyapa hidup manusia, mereka tertawa sampai-sampai
mereka tak merasa lapar. Tetapi ketika derita menyapa, mereka mulai mencari
siapa yang pantas disalahkan. Mereka mulai mengeluh, sedih dan putus asa. Karena
itu yang menyebabkan mereka pasrah dan mengatakan hidup ini adalah sebuah
pilihan. Satu hal yang mereka lupakan dikala itu bahwa Allah tlah berkata “ Aku
tidak akan mengubah nasib kaum-Ku sendiri kecuali dia yang merubahnya” sudah
jelas sekali bahwa kita diminta untuk berusaha dan berjuang dalam hidup dan
bangkit dari keterpurukan kita bukannya kita malah pasrah, dan mengklaim hidup
itu adalah pilihan.
Sama halnya dengan cinta. Ketika cinta mendatangkan masalah dan kita dihadapkan
dengan dua pilihan yang sulit untuk kita pilih, misalnya kita dihadapkan
pilihan antara “ diam tapi menyakiti diri sendiri dan orang lain, melawan tapi menyakiti hati seorang ibu”. Ketika
kita diam maka kita harus siap untuk menyakit diri sendiri dan orang lain,
sebaliknya jika kita melawan maka kita harus siap menyakiti hati seorang ibu. Karena
rasa sayang kita kepada ibu hal yang tidak mungkn kita melukai hatinya tapi
bagaimana dengan diri sendiri dan orang lain?? Bingung, sedih, kesel, menyatu
dalam darah dan pikiran. Kita mulai lupa untuk berpikir logis, akhirnya keputus asa’an mulai
merasuki jiwa dan membuat kerapuhan dalam tubuh. Tanpa kita sadari kita akan
kehilangan senyuman yang pernah terukir indah di wajah. Itulah pemikiran menjadikan
hidup ini adalah pilihan. Andai kita mau memperjuangkan semua itu pasti senyuman
akan selalu terukir indah tanpa harus menyakiti siapa pun. Cinta harus
diperjuangkan bukannya malah menyerahkan semuanya kepada nasib. Ingatlah Allah
tidak akan merubah nasib kaum-Nya kecuali mereka sendiri yang merubahnya. 'Mencintai
Apa Yang Dicintai Kekasih Adalah Kesempurnaan Dari Cinta Pada Kekasih.' Segala
daya dan upaya akan menjadi tak berharga jika ia dapat menjadi serupa. Sebaliknya
“ Membenci apa saja yang dibenci kekasih adalah kesempurnaan dari cinta pada
kekasih”. Indahnya jika semua itu dilandasi atas kecintaan kepada Rabbi-Nya.
Dan menundukkan kecintaan lainnya karena ia hanyalah kenikmatan sesaat. Cinta itu
butuh perjuangan jika kita mau mengukir senyuman bahagia daam hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar