Asal-usul
Tau samawa (orang
Samawa) adalah penduduk asli Tana Samawa yang wilayahnya meliputi kabupaten
Sumbawa sekarang. Dari Empang di Timur sampai Sekongkang di Barat. Tersebar
dari pesisir utara membentuk desa-desa pantai sampai ke puncak pegunungan Batu
Lanteh membentuk desa-desa pedalaman dan terus ke pantai di Lunyuk.
Asal usul tau samawa
pada awalnya adalah bangsa-bangsa Negroid, kemudian Veddoid dan bangsa Potro
Malay. Mereka berasal dari berbagai tempat. Mereka datang ke Tana Samawa dan tinggal
bersama kaum pribumi. Pada abad ke-15 dan 16 Tana Samawa dikenal dengan “ pulau
Nasi “. Hal ini mendorong para pendatang dari berbagai suku bangsa ke daerah
ini, seperti : orang Bali, Bugis, Makasar, Banjar, Jawa, dan Melayu, serta
Lombok. Para pendatang ini membawa pengaruh terhadap bahasa dan budaya. Hal ini
daapt dibuktikan dari bahasa, budaya, bentuk tubuh dan warna kulitnya. Bahwa Tau
Samawa yang saat ini mendiami Kabupaten merupakan percampuran dari banyak suku
bangsa selama berabad-abad.
Karekter
Tau Samawa sebagian
besar merupakan keturunan dari Bugis Makasar, dengan penduduk asli dan
pendatang dari suku bangsa lainnya. Tau Samawa merupakan masyarakat yang
heterogen sejak permulaan terbentuknya penduduk Samawa. Tau Samawa dikenal
dengan masyarakat yang terbuka (welcome) terhadap apa saja dengan budaya apa
saja. Namun dengan demikian jangan ganggu adat dan rapangnya. Perjanjian yang
ditandatangani Raja Goa dengan Raja Sumbawa Dewa Maja Paruwa ketika Tana Samawa
ditaklukan pada 1623, disebutkan bahwa pihak Goa tidak akan mengganggu adat
rapang tau samawa, yang diminta pihak Goa adalah menegakkan syariat Islam di
seluruh Tana Samawa. Ini menunjukkan bahwa Tau Samawa terbuka bagi inovasi baru
, sistem sosial yang baru yang dapat memberikan perbaikan, persamaan sosial dan
kestabilan. Tapi adat dan budaya mereka jangan diusik, sebab akan menyinggung
harga diri mereka- (ila) yang ada pada mereka. Dalam kehidupan Tau Samawa, ila
(bisa dibaca Harga diri) yang merupakan unsur yang prinsipil dalam diri mereka.
Ila itu artinya malu. Banyak Idiom Tau Samawa yang berkaitan dengan ila,
seperti Nonda Ila (tidak punya malu), Pina Ila (jadikan sebagai malu). Tau Samawa
selalu berusaha menegakkan apa yang disebut ila. Mereka tidak mau disebut nonda
ila. Dan ila bisa menjadi pendorong untuk melenyapkan (membunuh), mengasingkan,
mengusir, dan sebagainya terhadap siapa saja yang menyinggung perasaan mereka. Pribadi
terpahat dalam suatu lawas yang berbunyi :
Tutu’si lenas mu
gita
Mara ai dalam
dulang
Rosa dadi umak
rea
(benar bahwa
mereka kelihatan tenang dan diam,
bagaikan air
dalam tempayan,
namun
sewaktu-waktu bisa beriak dan menerjang
bagaikan ombak
mendebr pantai).
Karakter
menonjol lainnya dari Tau Samawa adalah rasa hormatnya yang tinggi pada tamu. Tau
Samawa sebagai masyarakat yang terbuka dan penuh kompromi, menempatkan tamunya
pada tempat yang semestinya. “Tamu adalah raja”. Demikian ungkapan yang sering
kita dengar. Namun, jangan sekali-kali menghianatinya atau menyakiti
hatinya.mereka bisa tersinggung dan bisa dendam. Lebih-lebih jika menyangkut
kehormatan keluarga. Bila hal ini terjadi mereka tidak mau dicap caala (banci),
sowai (perempuan), atau nonda ila’na (tidak ada malunya). Semua cap ini adalah
suatu kenyataan sosial yang berlaku umum dalam kehidupan dunia empiris Tau
Samawa. Karena itu seorang pemuda atau pria dari keluarga akan berusaha
membuktikan bahwa dia adalah “selaki”, yang berarti dia adalah lelaki yang
bernar-benar perkasa dan rela menerima resiko apa saja demi sebuah harga diri.
Walaupun
demikian karakter Tau Samawa sesungguhnya “sangat penyayang” terhadap sesama
sebagai ungkapan terhadap sikap harmoni. Dalam diri tau Samawa selalu timbul “Pamendi”
yang berarti sayang, cinta, dan kasihan pada orang yang sedang menderita atau
kesukaran. Hal lainnya dari pribadi Tau Samaw adalah pribadi yang bberserah
diri ada ketentuan Tuhan. Artinya setiap usaha yang telah diupayakan secara
maksimal bila tidak tercapai, maka ia sabar. Nonda jangi (tidak ada nasib )
ataupun pendi jangi (meratapi nasib) adalah ungkapan yang biasa kita dengar
dalam kehidupan nyata Tau Samawa.
Karekter
tau Samawa yang sesungguhnya adalah berpegang pada tiga hal, yaitu : Ila,
Pamendi, dan jangi. Yaitu harga diri (malu),
kasih sayang terhadap sesama, dan percaya diri pada nasib atau sabar.
Bahasa
Tau samawa
selama berabad-abad menjaga identitas budaya mereka meskipunpengaruh Majapahit
(Jawa) mempengaruhinya selama ratusan tahun yang kemudian disusul pengaruh
Makasar (Goa-Tallo) dan Bugis yang juga ratusan tahun, termmasuk pengaruh yang
datang kemudian dari berbagai suku bangsa (sasak, Bali Banjar, Melayu, Minang
dan lain-lainnya), Tau samawa bangga dengan budaya yang dimilikinya.
Tau Samawa
berbicara dengan bahasa daerahnya (basa Samawa) yang merupakan identitas
daerahnya. Walaupun banyak dialek yang berbeda seperti yang ada di pegunungan
Ropang, Batu Lanteh, Jereweh, Penduduk di sebelah SeLatan Lunyuk, atau pun di
Taliwang dan berbagai tempat lainnya, yang berbeda dengan yang digunakan di
Samawa bagian Timur atau Tengah, namun tidak mengalami kesulitan untuk salaing
memahami. Semuanya merupakan kekayaan bahasa yang ada di Tana Samawa.
Memang ada
banyak kata-kata Basa Samawa yang mirip dengan bahasa Sasak, Bali, Jawa, atau
Bahasa Bugis-Makasar yang memang lama bersentuhan secara sosial budaya. Namun semua
itu telah mengalami penyesuaian dengan lidah Tau Samawa sehingga menjadi bagian
dari Basa Samawa, bahasa yang menjadi kebanggaan daerah Tau Samawa.
17 komentar:
LIHAT BLOG Q SDN PANUA
sedikit sebanyak ingin tahu adat di sumawa
kerna calon istri sy dri sumawa & saya bangsa melayu di malaysia
thank you for the info. really appreciate it. saya malaysia... tapi bapak saya sumbawa dan saya bangga ada darah sumbawa. :)
Saya generasi ke-7, asalnya keturunan saya dari Pulau Sumbawa berhijrah ke Kedah, seterusnya ke Perak dan Selangor.Saya kagum dengan keturunan ini, terkini kami sudah berketurunan ke generasi yg ke-9...Alhamdulillah
Saya generasi ke-7, asalnya keturunan saya dari Pulau Sumbawa berhijrah ke Kedah, seterusnya ke Perak dan Selangor.Saya kagum dengan keturunan ini, terkini kami sudah berketurunan ke generasi yg ke-9...Alhamdulillah
Masyaallah-- nice--
Saya bangga jadi orang Sumbawa.
Samawa sabalong samalewa
Aku butuh kamu, tolong dong Bahasa Sumbawa nya
ada kamus bhs samawa gk??? kpingin blajar,
Bikin postingan kata kata romantis bahasa sumbawa dong..
Gera nos ku sumping
Lenge nos ku pina patung
Era ku satendrang palangan jangi ku
Lema mares no mo ya cavhak ku
Rusak diri leng ela diri
Nan de harus tu sabalong rua na
Tu balong insyallah balong tu dapat
Bahasa sumbawanya
Jika tidak ada aku dalam rencana indahmu
Ijinkan ku menyimpan kenangan indah saat bersamamu
Aku ku butu kau
Aku ku perlu mu
Posting Komentar